Sabtu, 30 Maret 2013

TUGAS SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2

TUGAS SOFTSKILL BAHASA INDONESIA



        Nama               : Siti Nurfana Sabatian 
        NPM                : 16110606
        Kelas               : 3KA11
        Jurusan          : S1 – Sistem Informasi
        Fakultas          : Ilmu Komputer
                                            Mata Kuliah      : Bahasa Indonesia 2 (Softskill)
        Dosen                 : Andini Kurnia Fitria
        Tugas                  : Bercerita Tentang Jalan-Jalan saat Liburan


LIBURAN YANG BERKESAN DI KOTA YOGYAKARTA

 
UNIVERSITAS GUNADARMA

2013




Sedikit menceritakan pengalaman ketika liburan semester 5 kemarin. Walaupun hanya sebentar tetapi merupakan liburan yang indah dan menyengkan.
memanfaatkan waktu libur mengunjungi kota Yogyakarta. Mengapa memilih kota Yogyakarta sebagai tujuan liburan, selain merupakan kota pelajar kota Yogyakarta merupakan kota yang memiiki kesan mendalam. Terakhir kali berkunjung kesini yaitu pada saat duduk di kelas 4 sekolah dasar bersama keluarga khususnya ayah tercinta. Tetapi sepeninggal ayah 2008 lalu, belum pernah sekali pun kembali ke kota Yogyakarta ini. Kini harapan yang telah lama  tanamkan terjawab dan terbayar sudah bersama teman-teman berlibur ke Yogyakarta
Pada hari pertama tanggal 28 Februari 2013 pun melalakukan perjalanan menggunakan kereta api Progo yang berangkat jam 20.30 dan sampai di stasiun Lempuyangan 01 Maret 2013 jam 07.25 pagi. Sesampainya di stasiun Lempuyangan bergegas menuju rumah salah satu teman, untuk menginap di rumahnya yaitu di jalan Bhayangkara yang tak jauh dari Malioboro. Saya dan teman-teman pun beristirahat sampai siang harinya pukul 14.00 dan kami hendak berjalan menuju Malioboro.  
Untuk menuju jalan Malioboro kami harus melewati jalan Dagen yang langsung berpapasan dengan jalan Malioboro. Kami langsung berjalan menelusuri jalan Malioboro untuk menyapa sudut kota Yogyakarta sebentar. Hingga kami menikmati Sunset di sudut kota Yogyakarta. Setelah malam tiba kami hendak makan malam dan setelah itu kami pergi makan malam menuju Restoran Tradisional dengan harga terjangkau. Kami menjatuhkan pilihan kami kepada The House of Raminten.
Ya, House Of Raminten yang terletak di jalan Noto merupakan kafe atau Restoran tradisional yang unik dengan unsur–unsur modern dengan menampilkan keunikan dalam penampilan, penyuguhan peralatan makan dan minum dan suasana Jawa yang nyaman. Temukan suasana yang berbeda sesuai dengan semboyan Kami "Unik, Antik dan Elegan" di sini. The House Of Raminten buka 24 jam dengan nonstop music gamelan. Selain music gamelan ada suguhan lain berupa tontonan film film dari TV Kabel.
Dan bila malam tiba akan diterangi oleh gemerlap lampu yang berwarna warni. Selain itu pengunjung wisata kuliner juga bisa berfoto di depan Kereta Kencana, karena dipintu masuk ada 3 Kereta kencana yang sangat indah. Banyak keunikan yang akan Anda dapatkan di The House Of Raminten, terutama menu dari makanan dan minumannya. Tak hanya itu di dalam begitu masuk kita pun dapat mencium bau atau wangi sesajen dimana banyak sepuh-sepuh yang di wakili nenek-nenek membakar kemenyan hanya menggunakan kemben, selain itu tulisan–tulisan dan lukisan yang di pajang begitu unik seperti berikut :



Mohon..PERHATIAN
( Hand Phone, dompet, sis
ir, kaca mata, tas, mantel, jas, jaket, topi, gergaji, alat pancing, setrika, dll)
Supaya jangan sampai ketinggalan
Kehilangan bukan tanggung jawab kami.



Saya pun memesan Gudeg Telor dan Sego Kucing. Gudeg (bahasa Jawa gudheg) adalah makanan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan. Perlu waktu berjam-jam untuk membuat masakan ini. Warna coklat biasanya dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan. Gudeg dimakan dengan nasi dan disajikan dengan kuah santan kental (areh), ayam kampung, telur, tahu dan sambal goreng krecek.


Sedangkan Sego kucing atau Nasi Kucing adalah nasi yang di sajikan dengan di bungkus yang banyak ditemukan pada warung angkringan. Dinamakan "nasi kucing" karena disajikan dalam porsi yang (sangat) sedikit, seperti menu untuk pakan kucing. Nasi kucing adalah sebentuk nasi rames, dengan menu bermacam-macam: tempe kering, teri goreng, sambal goreng, babat, bandeng, usus, kepala atau cakar ayam serta sate telur puyuh. Nasi kucing dikenal di berbagai tempat di Jawa Tengah (termasuk Yogyakarta) dan sangat populer di kalangan masyarakat khususnya mahasiswa.
Sedangkan Sego kucing atau Nasi Kucing adalah nasi yang di sajikan dengan di bungkus yang banyak ditemukan pada warung angkringan. Dinamakan "nasi kucing" karena disajikan dalam porsi yang (sangat) sedikit, seperti menu untuk pakan kucing. Nasi kucing adalah sebentuk nasi rames, dengan menu bermacam-macam: tempe kering, teri goreng, sambal goreng, babat, bandeng, usus, kepala atau cakar ayam serta sate telur puyuh. Nasi kucing dikenal di berbagai tempat di Jawa Tengah (termasuk Yogyakarta) dan sangat populer di kalangan masyarakat khususnya mahasiswa.



Berikut adalah menu dan daftar harga makanan pada restoran The House of Raminten :







Kami pun disuguhkan dengan menu yang unik, menarik dan pastinya terjangkau oleh kantong kami. Dan ketika makanan datang kami pun menyantap dan menikmati makan malam bersama di kota Jogja. Setelah dari The House of Raminten saya pun kembali dan beristirahat di kediaman teman saya.
02 Maret 2013, Keesokkan harinya kembali merencanakan untuk berjalan–jalan
bersama menelusuri jalan Malioboro dan kami pun masuk kedalam Pasar Beringharjo.
Pasar Beringharjo adalah pasar tradisional yang cukup terkenal di Kota Yogyakarta. Pasar Beringharjo terletak di Jl. Jend A. Yani Kawasan Malioboro, Yogyakarta. Pasar ini terkenal dengan koleksi dagangan batik, baik yang berupa kain batik ataupun produk garmen batik lainnya seperti, daster, celana pendek, piyama dll. Lokasi pasar ini bersebelahan dengan museum sejarah Benteng Vredeburg dan berseberangan dengan Gedung Agung. Pasar ini terkenal sebagai salah satu tujuan wisata dan sekaligus merupakan pusat kegiatan perdagangan produk batik Yogyakarta.


Kami berjalan mengelilingi pasar Beringharjo dan setelah berbelanja kami pun keluar dari Pasar Beringharjo dan menyempatkan berkunjung  menuju Mirota Batik. Mirota Batik adalah tempat yang selalu saya kunjungi di kota Yogyakarta setelah Pasar Beringharjo. Letak gerai batik dan kerajinan tersebut terletak di Jl. A. Yani No. 9, ujung selatan Malioboro memang strategis, disamping seolah mendekatkan dirinya dengan ikon Yogyakarta sebagai kota budaya. Betapa tidak ? Mirota Batik bertetangga dengan Pasar Beringharjo, Benteng Vrederburg, bahkan Gedung Agung. Lokasi seputar itu sendiri selama 24 jam nyaris tak pernah tidur dengan berbagai kesibukan masyarakat. Bangunan baru Mirota Batik (selepas terkena musibah kebakaran) yang berwarna putih dengan arsitektur relatif sederhana itu oleh pemiliknya, Hamzah Hendro Sutikno, memang dirancang dengan konsep wisata yang diharapkan bisa menjadi arena wisata belanja kerajinan dan batik.

Hamzah Hendro Sutikno adalah seorang pengusaha yang juga concern dengan kesenian  tradisional. Jika hanya itu  tentu saja hal yang biasa, Yang tidak biasa adalah dia seorang lelaki tapi berpakaian layaknya seperti seorang wanita. Istilah populernya “crossdresser”. Nama laki-lakinya Hamzah dan nama femininnya Raminten. Dia punya tempat usaha di Yogya yang bernama ” The House of Raminten”. Alamatnya di Jalan Faridan Muridan Noto no.7, Kotabaru, Yogyakarta. Tempat wisata kuliner plus. Tempat ini sangat kondusif bagi  para crossdreser. Kemarin malam dia tampil bersama Yati Pesek dan Nirina serta co host Aming yang juga berpakaian wanita. Dengan pakaian tradisional Jawa. Kain kebaya. Ternayata dia juga sering manggung bersama Yati Pesek.




Setelah dari Mirota House kami pun berjalan menuju Benteng Vrederburg. Museum Benteng Vredeburg adalah sebuah benteng yang terletak di depan Gedung Agung dan istana Kesultanan Yogyakarta. Sekarang, benteng ini menjadi sebuah museum. Di sejumlah bangunan di dalam benteng ini terdapat diorama mengenai sejarah Indonesia. Tetapi kami hanya berjalan di luar dan mengambil gambar dari luar saja.

Setelah dari Benteng Vredeburg kami pun berjalan menelusuri sudut kota Malioboro dan kami pun mencoba kuliner lokal seperti Es Buah. Khusus di Jogja ini es buahnya memang tergolong unik menurut saya karena menggunakan buah sawo dan buah durian.  
Lalu kemudian kami pun bergegas berjalan mengelilingi sudut kota Jogja kembali. Dan setelah puas berkeliling Yogyakarta kami pun kembali dan beristirahat di kediaman teman saya.

Dan sesampainya di rumah teman, kami pun beristirahat dan mepacking ulang barang bawaan kami, karena keesokkan harinya kami pun akan kembali pulang ke Jakarta.

Kami pun membereskan dan memasukkan barang-barang belanjaan kami yang secara otomatis membuat barang bawaan kami menjadi lebih berat. Malam harinya pukul 20.00 kami pun beristirahat dan mengisi kembali energy yang telah kami gunakan seharian penuh ini.

Keesokkan harinya 03 Maret 2013 kami pun berpamitan kepada teman kami yang telah menyediakan kami tempat selama menginap. Kami pun berjalan dari Dagen menuju Stasiun Tugu. Dan sesampainya disana kami pun menaiki kereta Ekonomi yang telah di pesan yang berangkat jam 10.05 dan sampai di Stasiun Pasar Senen jam 20.15. Saya pun dijemput oleh saudara saya dan kembali menuju Bogor untuk beristirahat dan kembali memulai aktivitas.
Adapun sedikit cerita tentang pengalaman saya yang selama 2 hari di Yogyakarta dimana mengapa saya hanya sebentar disana adalah Sebenarnya saya masih ingin terlalu lama lagi disana, tetapi waktu yang mengharuskan saya untuk kuliah hari Senin pada tanggal 04 Maret 2013 nya yang membuat saya hanya sebentar saja di Yogyakarta. Dan mengapa tidak dari tanggal 25, 26, 27, atau 28 Februari saya ke Jogjanya adalah karena pada tanggal itu saya mengikuti dan membantu acara Sunatan saudara saya. Selama 4 hari terhitung tanggal 24 Februari sampai 27 Februari saya pun disana membantu saudara saya yang Sunatan. Oleh sebab itu ketika yanggal 28 Februarinya saya pun memilih untuk berlibur sebentar menghilangkan penat di Yogyakarta dengan harapan dapat kembali berlibur ke Yogyakarta di kemudian hari.

Pengeluaran Biaya :
Rp 70.000 Kereta Progo pulang pergi
Rp 30.000 Ongkos Transport dan lainnya
Rp 80.000 Biaya makan, jalan-jalan, jajan, saya selama di Yogyakarta
Rp 50.000 Biaya yang saya keluarkan untuk membeli kepentingan pribadi seperti pulsa, dll
Rp 20.000 Biaya tak terduga lainnya
Rp 150.000 Biaya untuk membeli oleh-oleh dan lainnya
Total biaya yang saya keluarkan : Rp 400.000
Biaya yang saya bawa dari rumah : Rp 500.000



Sumber Referensi :
https://sites.google.com/a/thehouseoframinten.com/the-house-of-raminten/

  





 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar