Nama : Siti Nurfana Sabatian
NPM : 16110606
Jurusan : S1 – Sistem
Informasi
Fakultas : Ilmu Komputer
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2 (Softskill)
Dosen : Andini Kurnia Fitria
Tugas : Bercerita Tentang Jalan-Jalan saat
Liburan
LIBURAN
YANG BERKESAN DI KOTA YOGYAKARTA
Ya,
House Of Raminten yang terletak di jalan Noto merupakan kafe atau Restoran
tradisional yang unik dengan
unsur–unsur modern dengan menampilkan keunikan dalam penampilan, penyuguhan
peralatan makan dan minum dan suasana Jawa yang nyaman. Temukan suasana yang
berbeda sesuai dengan semboyan Kami "Unik, Antik dan Elegan" di sini.
The House Of Raminten buka 24 jam dengan nonstop music gamelan. Selain music
gamelan ada suguhan lain berupa tontonan film film dari TV Kabel.
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2013
Sedikit
menceritakan pengalaman ketika liburan semester 5 kemarin. Walaupun hanya sebentar
tetapi merupakan liburan yang indah dan menyengkan.
memanfaatkan
waktu libur mengunjungi kota Yogyakarta. Mengapa memilih kota Yogyakarta
sebagai tujuan liburan, selain merupakan kota pelajar kota Yogyakarta merupakan
kota yang memiiki kesan mendalam. Terakhir kali berkunjung kesini yaitu pada
saat duduk di kelas 4 sekolah dasar bersama keluarga khususnya ayah tercinta.
Tetapi sepeninggal ayah 2008 lalu, belum pernah sekali pun kembali ke kota
Yogyakarta ini. Kini harapan yang telah lama tanamkan terjawab dan terbayar sudah bersama
teman-teman berlibur ke Yogyakarta
Pada
hari pertama tanggal 28 Februari 2013 pun melalakukan perjalanan menggunakan
kereta api Progo yang berangkat jam 20.30 dan sampai di stasiun Lempuyangan 01
Maret 2013 jam 07.25 pagi. Sesampainya di stasiun Lempuyangan bergegas menuju
rumah salah satu teman, untuk menginap di rumahnya yaitu di jalan Bhayangkara
yang tak jauh dari Malioboro. Saya dan teman-teman pun beristirahat sampai
siang harinya pukul 14.00 dan kami hendak berjalan menuju Malioboro.
Untuk
menuju jalan Malioboro kami harus melewati jalan Dagen yang langsung berpapasan
dengan jalan Malioboro. Kami langsung berjalan menelusuri jalan Malioboro untuk
menyapa sudut kota Yogyakarta sebentar. Hingga kami menikmati Sunset di sudut
kota Yogyakarta. Setelah malam tiba kami hendak makan malam dan setelah itu
kami pergi makan malam menuju Restoran Tradisional dengan harga terjangkau.
Kami menjatuhkan pilihan kami kepada The House of Raminten.
Dan bila malam tiba akan diterangi
oleh gemerlap lampu yang berwarna warni. Selain itu pengunjung wisata kuliner
juga bisa berfoto di depan Kereta Kencana, karena dipintu masuk ada 3 Kereta
kencana yang sangat indah. Banyak keunikan yang akan Anda dapatkan di The House
Of Raminten, terutama menu dari makanan dan minumannya. Tak hanya itu
di dalam begitu masuk kita pun dapat mencium bau atau wangi sesajen dimana
banyak sepuh-sepuh yang di wakili nenek-nenek membakar kemenyan hanya menggunakan
kemben, selain itu tulisan–tulisan dan lukisan yang di pajang begitu unik
seperti berikut :
Mohon..PERHATIAN
(
Hand Phone, dompet, sis
ir, kaca mata, tas, mantel, jas, jaket, topi, gergaji, alat pancing, setrika, dll)
ir, kaca mata, tas, mantel, jas, jaket, topi, gergaji, alat pancing, setrika, dll)
Supaya
jangan sampai ketinggalan
Kehilangan
bukan tanggung jawab kami.
Saya pun memesan Gudeg Telor dan Sego Kucing. Gudeg (bahasa Jawa gudheg) adalah makanan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan. Perlu waktu berjam-jam untuk membuat masakan ini. Warna coklat biasanya dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan. Gudeg dimakan dengan nasi dan disajikan dengan kuah santan kental (areh), ayam kampung, telur, tahu dan sambal goreng krecek.
Saya pun memesan Gudeg Telor dan Sego Kucing. Gudeg (bahasa Jawa gudheg) adalah makanan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan. Perlu waktu berjam-jam untuk membuat masakan ini. Warna coklat biasanya dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan. Gudeg dimakan dengan nasi dan disajikan dengan kuah santan kental (areh), ayam kampung, telur, tahu dan sambal goreng krecek.
Sedangkan Sego kucing atau Nasi Kucing adalah nasi yang
di sajikan dengan di bungkus yang banyak ditemukan pada warung angkringan.
Dinamakan "nasi kucing" karena disajikan dalam porsi yang (sangat)
sedikit, seperti menu untuk pakan kucing. Nasi kucing adalah sebentuk nasi rames,
dengan menu bermacam-macam: tempe kering, teri goreng, sambal
goreng, babat,
bandeng, usus, kepala atau cakar ayam serta sate telur puyuh. Nasi
kucing dikenal di berbagai tempat di Jawa Tengah
(termasuk Yogyakarta)
dan sangat populer di kalangan masyarakat khususnya mahasiswa.
Sedangkan Sego kucing atau Nasi Kucing adalah nasi yang di sajikan dengan di bungkus yang banyak ditemukan pada warung angkringan. Dinamakan "nasi kucing" karena disajikan dalam porsi yang (sangat) sedikit, seperti menu untuk pakan kucing. Nasi kucing adalah sebentuk nasi rames, dengan menu bermacam-macam: tempe kering, teri goreng, sambal goreng, babat, bandeng, usus, kepala atau cakar ayam serta sate telur puyuh. Nasi kucing dikenal di berbagai tempat di Jawa Tengah (termasuk Yogyakarta) dan sangat populer di kalangan masyarakat khususnya mahasiswa.
Sedangkan Sego kucing atau Nasi Kucing adalah nasi yang di sajikan dengan di bungkus yang banyak ditemukan pada warung angkringan. Dinamakan "nasi kucing" karena disajikan dalam porsi yang (sangat) sedikit, seperti menu untuk pakan kucing. Nasi kucing adalah sebentuk nasi rames, dengan menu bermacam-macam: tempe kering, teri goreng, sambal goreng, babat, bandeng, usus, kepala atau cakar ayam serta sate telur puyuh. Nasi kucing dikenal di berbagai tempat di Jawa Tengah (termasuk Yogyakarta) dan sangat populer di kalangan masyarakat khususnya mahasiswa.
Berikut adalah menu dan daftar
harga makanan pada restoran The House of Raminten :
Kami pun disuguhkan dengan menu
yang unik, menarik dan pastinya terjangkau oleh kantong kami. Dan ketika
makanan datang kami pun menyantap dan menikmati makan malam bersama di kota Jogja.
Setelah dari The House of Raminten saya pun kembali dan beristirahat di
kediaman teman saya.
02 Maret 2013, Keesokkan harinya kembali merencanakan untuk berjalan–jalan
bersama menelusuri jalan Malioboro
dan kami pun masuk kedalam Pasar Beringharjo. 02 Maret 2013, Keesokkan harinya kembali merencanakan untuk berjalan–jalan
Pasar
Beringharjo adalah pasar tradisional yang cukup terkenal di Kota Yogyakarta. Pasar Beringharjo terletak di Jl. Jend
A. Yani Kawasan Malioboro, Yogyakarta.
Pasar ini terkenal dengan koleksi dagangan batik,
baik yang berupa kain batik ataupun produk garmen
batik lainnya seperti, daster, celana pendek, piyama dll. Lokasi pasar ini
bersebelahan dengan museum sejarah Benteng
Vredeburg dan berseberangan dengan Gedung
Agung. Pasar ini terkenal sebagai salah satu tujuan wisata
dan sekaligus merupakan pusat kegiatan perdagangan produk batik Yogyakarta.
Kami
berjalan mengelilingi pasar Beringharjo dan setelah berbelanja kami pun keluar dari
Pasar Beringharjo dan menyempatkan
berkunjung menuju
Mirota Batik. Mirota Batik adalah tempat yang selalu saya kunjungi di kota
Yogyakarta setelah Pasar Beringharjo. Letak gerai batik dan kerajinan tersebut
terletak di Jl. A. Yani No. 9, ujung selatan Malioboro memang strategis,
disamping seolah mendekatkan dirinya dengan ikon Yogyakarta sebagai kota
budaya. Betapa tidak ? Mirota Batik bertetangga dengan Pasar Beringharjo,
Benteng Vrederburg, bahkan Gedung Agung. Lokasi seputar itu sendiri selama 24
jam nyaris tak pernah tidur dengan berbagai kesibukan masyarakat. Bangunan baru
Mirota Batik (selepas terkena musibah kebakaran) yang berwarna putih dengan
arsitektur relatif sederhana itu oleh pemiliknya, Hamzah Hendro Sutikno, memang
dirancang dengan konsep wisata yang diharapkan bisa menjadi arena wisata
belanja kerajinan dan batik.
Hamzah
Hendro Sutikno adalah seorang pengusaha yang juga concern dengan kesenian
tradisional. Jika hanya itu tentu saja hal yang biasa, Yang
tidak biasa adalah dia seorang lelaki tapi berpakaian layaknya seperti seorang
wanita. Istilah populernya “crossdresser”. Nama laki-lakinya Hamzah dan nama
femininnya Raminten. Dia punya tempat usaha di Yogya yang bernama ” The House of
Raminten”. Alamatnya di Jalan Faridan Muridan Noto no.7,
Kotabaru, Yogyakarta. Tempat wisata kuliner plus. Tempat ini sangat
kondusif bagi para crossdreser. Kemarin malam dia tampil bersama
Yati Pesek dan Nirina serta co host Aming yang juga berpakaian wanita. Dengan
pakaian tradisional Jawa. Kain kebaya. Ternayata dia juga sering manggung
bersama Yati Pesek.
Setelah
dari Mirota House kami pun berjalan menuju Benteng Vrederburg. Museum Benteng Vredeburg adalah sebuah
benteng
yang terletak di depan Gedung
Agung dan istana Kesultanan Yogyakarta.
Sekarang, benteng ini menjadi sebuah museum.
Di sejumlah bangunan di dalam benteng ini terdapat diorama
mengenai sejarah Indonesia.
Tetapi kami hanya berjalan di luar dan mengambil gambar dari luar saja.
Setelah dari Benteng
Vredeburg kami pun berjalan menelusuri sudut kota Malioboro dan kami pun
mencoba kuliner lokal seperti Es Buah. Khusus di Jogja ini es buahnya memang
tergolong unik menurut saya karena menggunakan buah sawo dan buah durian.
Lalu kemudian kami pun bergegas berjalan mengelilingi
sudut kota Jogja kembali. Dan setelah puas berkeliling Yogyakarta kami pun
kembali dan beristirahat di kediaman teman saya.
Dan sesampainya di rumah teman, kami pun beristirahat dan
mepacking ulang barang bawaan kami, karena keesokkan harinya kami pun akan
kembali pulang ke Jakarta.
Kami pun membereskan dan memasukkan
barang-barang belanjaan kami yang secara otomatis membuat barang bawaan kami
menjadi lebih berat. Malam harinya pukul 20.00 kami pun beristirahat dan
mengisi kembali energy yang telah kami gunakan seharian penuh ini.
Keesokkan harinya 03 Maret 2013 kami
pun berpamitan kepada teman kami yang telah menyediakan kami tempat selama
menginap. Kami pun berjalan dari Dagen menuju Stasiun Tugu. Dan sesampainya
disana kami pun menaiki kereta Ekonomi yang telah di pesan yang berangkat jam
10.05 dan sampai di Stasiun Pasar Senen jam 20.15. Saya pun dijemput oleh
saudara saya dan kembali menuju Bogor untuk beristirahat dan kembali memulai
aktivitas.
Adapun sedikit cerita tentang pengalaman
saya yang selama 2 hari di Yogyakarta dimana mengapa saya hanya sebentar disana
adalah Sebenarnya saya masih ingin terlalu lama lagi disana, tetapi waktu yang
mengharuskan saya untuk kuliah hari Senin pada tanggal 04 Maret 2013 nya yang
membuat saya hanya sebentar saja di Yogyakarta. Dan mengapa tidak dari tanggal
25, 26, 27, atau 28 Februari saya ke Jogjanya adalah karena pada tanggal itu
saya mengikuti dan membantu acara Sunatan saudara saya. Selama 4 hari terhitung
tanggal 24 Februari sampai 27 Februari saya pun disana membantu saudara saya
yang Sunatan. Oleh sebab itu ketika yanggal 28 Februarinya saya pun memilih
untuk berlibur sebentar menghilangkan penat di Yogyakarta dengan harapan dapat
kembali berlibur ke Yogyakarta di kemudian hari.
Pengeluaran Biaya :
Rp
70.000 Kereta Progo pulang pergi
Rp
30.000 Ongkos Transport dan lainnya
Rp
80.000 Biaya makan, jalan-jalan, jajan, saya selama di Yogyakarta
Rp
50.000 Biaya yang saya keluarkan untuk membeli kepentingan pribadi seperti
pulsa, dll
Rp
20.000 Biaya tak terduga lainnya
Rp
150.000 Biaya untuk membeli oleh-oleh dan lainnya
Total biaya yang saya keluarkan
: Rp 400.000
Biaya yang saya bawa dari rumah
: Rp 500.000
Sumber Referensi :
https://sites.google.com/a/thehouseoframinten.com/the-house-of-raminten/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar