UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI
TUGAS
PENGANTAR TELEMATIKA
PERAN MIDDLEWARE RPC (Remote Procedure Call)
Nama &
NPM : 1.Fitri Yani (12110842)
2. Nonik (15110023)
3. Siti Nurfana (16110606)
Fakultas : Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Jurusan : Sistem Informasi
Kelas : 4KA11
Depok
2013
ABSTRAKSI
Fitri Yani (12110842), Nonik (15110023), Siti
Nurfana (16110606)
PERAN MIDDLEWARE RPC (Remote Procedure Call)
Istilah umum di dalam dunia teknologi informasi,
middleware adalah pemrograman komputer yang digunakan untuk menyatukan,
penghubung, serta untuk meningkatkan fungsi dari dua buah program atau aplikasi
yang sekarang ada. Saat ini,
hampir seluruh aplikasi terdistribusi dibangun dengan menggunakan middleware.
Masih menurut IDC, perkembangan segmen middleware terbesar akan terjadi dalam
alat yang membantu sistem manajemen bisnis. Hal ini terjadi untuk memenuhi
permintaan akan integrasi aplikasi
yang lebih baik. Linux, didukung oleh bermacam produk middleware, memberikan
pilihan sistem operasi dan middleware yang stabil, dengan harga yang bersaing. RPC mengasumsi keberadaan dari low-level protokol
transportasi seperti TCP atau UDP untuk membawa pesan data dalam komunikasi
suatu program. Protokol RPC dibangun diatas protokol eXternal Data Representation (XDR),
yang merupakan standar dari representasi data dalam komunikasi remote.
Kata kunci : middleware, RPC,
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI…………………………………………………….....ii
DAFTAR ISI…………………………………………..……………iii
BAB I PENDAHULUAN…………………..………………………4
1.1 Latar Belakang……………..………………………………....4
1.2 Tujuan Penulisan...………………………………………….…4
1.3 Metode Penulisan………………………………..……….…...5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……….…………………………..6
2.1 Definisi Middleware…………………………………….……..6
2.2 Pengertian RPC……..……………………………….………..6
2.3 Layanan Middleware…………………………...….………….7
BAB III PEMBAHASAN…………………………..………………8
3.1 Protokol Message RPC..……………………….……………..8
3.2 Lapisan
RPC………………………..……….………………..9
3.3 Fitur Dalam
RPC……………..………….…………………..10
3.4 Broadcasting Calls…..………………….…………………….10
3.5 Otentikasi RPC….…………………....………………………11
3.5 Bahasa RPC…………….…………..………………………..12
BAB IV...……………………………….....………….....………....13
4.1 KESIMPULAN…………………….……………....………..13
BAB V……...……………….………………………………..…....14
DAFTAR PUSTAKA……...……………….……………………....14
DAFTAR PUSTAKA……...……………….……………………....14
BAB I
PEBDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Middleware
tersedia untuk berbagai platform, dengan berbagai jenis. Jenis middleware yang
umum dikembangkan saat ini dapat dikelompokkan dalam lima kategori besar, salah
satunya adalah homegrown, yang dikembangkan khusus untuk kebutuhan internal
organisasi, model RPC/ORB (Remote Procedure Call/Object Request Broker), Pub/Sub
(Publication/Subscription), Message Queuing, dan TP (Transaction Processing)
Monitor.
Saat ini,
hampir seluruh aplikasi terdistribusi dibangun dengan menggunakan middleware.
Masih menurut IDC, perkembangan segmen middleware terbesar akan terjadi dalam
alat yang membantu sistem manajemen bisnis. Hal ini terjadi untuk memenuhi
permintaan akan integrasi aplikasi
yang lebih baik. Linux, didukung oleh bermacam produk middleware, memberikan
pilihan sistem operasi dan middleware yang stabil, dengan harga yang bersaing.
RPC
digunakan untk membangun aplikasi klien server yang terdistribusi. Didasarkan pada memperluas konsep konvensional dari suatu prosedur dimana
nantinya mempunyai alamat sama dengan lokasi prosedur dipanggil. RPC
mengasumsi keberadaan TCP atau UDP untuk membawa pesan data dalam komniasi
suatu program, Protokol RPC dibangun diatas
protokol eXternal Data Representasi (XDR) yang merupakan sandar representasi
data dalam komunikasi remote.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan pembuatan jurnal ini
adalah memahami segala sesuatu tentang peran
MIDDLEWARE RPC, baik itu keuntungannya, kelemahannya,
ataupun segala sesatu yang terdapat didalam RPC.
1.3 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam pembuatan
jurnal ini adalah dengan literature. Yaitu mencari informasi yang berhubungan
dengan metode WEP, WPA, dan WTLS dari beberapa sumber, baik itu melalui
browsing maupun sumber-sumber literature tertulis (buku).
BAB II
TINJAU
PUSTAKA
2.1
Definisi Middleware
Middleware adalah software yang dirancang untuk mendukung pengembangan
sistem tersebar dengan memungkinkan aplikasi yang sebelumnya terisolasi untuk
saling berhubungan. Dengan bantuan middleware, data yang sama
dapatdigunakan oleh customer service, akuntansi, pengembangan, dan manajemen
sesuai kebutuhan. Di sini middleware dapat berfungsi sebagai penerjemah
informasi sehingga setiap aplikasi mendapatkan format data yang dapat mereka
proses.
Middleware didefinisikan
sebagai sebuah aplikasi yang secara logic berada diantara lapisan aplikasi
(application layer) dan lapisan data dari sebuah arsitektur layer-layer TCP/IP
[1]. Middleware bisa juga disebut protokol. Protokol komunikasi middleware
mendukung layanan komunikasi aras tinggi. Perangkat lunak middleware adalah
perangkat lunak yang terletak diantara program aplikasi dan pelayanan-pelayanan
yang ada di sistim operasi.
2.2 Pengertian Remote Procedure Calls (RPC)
RPC adalah suatu protokol
yang menyediakan suatu mekanisme komunikasi antar proses yang mengijinkan suatu
program untuk berjalan pada suatu komputer tanpa terasa adanya eksekusi kode
pada sistem yang jauh ( remote system ). RPC mengasumsi keberadaan dari
low-level protokol transportasi seperti TCP atau UDP untuk membawa pesan data
dalam komunikasi suatu program. Protokol RPC dibangun diatas protokol eXternal
Data
Representation (XDR), yang merupakan standar dari representasi data dalam komunikasi remote.
Representation (XDR), yang merupakan standar dari representasi data dalam komunikasi remote.
Protokol XDR mengubah
parameter dan hasil dari tiap servis RPC yang disediakan Protokol RPC
mengijinkan pengguna (users) untuk bekerja dengan prosedur remote sebagaimana
bekerja dengan prosedur lokal. Prosedur panggilan remote (remote procedure
calls) didefinisikan melalui rutin yang terkandung didalam protokol RPC. Tiap
message dari panggilan akan disesuaikan dengan message balikan. Protokol RPC
sendiri sebenarnya adalah suatu protokol untuk ”meneruskan pesan” yang
mengimplemntasikan protokol non-RPC lain seperti panggilan remote batching dan
broadcasting. Protokol ini juga mendukung adanya prosedur callback dan select
subroutine pada sisi server
.
2.3 Layanan Middleware
Layanan middleware menyediakan kumpulan fungsi API (Application
Programming Interfaces) yang lebih tinggi daripada API yang disediakan
sistem operasi dan layanan jaringan yang memungkinkan suatu aplikasi dapat :
·
Mengalokasikan suatu layanan secara transparan pada jaringan.
·
Menyediakan interaksi dengan aplikasi atau layanan lain.
·
Tidak tergantung dari layanan jaringan.
·
Handal dan mampu memberikan suatu layanan.
·
Diperluas (dikembangkan) kapasitasnya tanpa kehilangan fungsinya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Protokol Message RPC
Protokol Message RPC didefinisikan dengan
menggunakan deskripsi data eXternal Data Representation ( XDR ) yang meliputi
struktur, enumerasi dan union. Pembahasan lebih
lanjut akan diterangkan pada bab berikutnya mengenai implementasi RPC.
Protokol Message ini membutuhkan faktor-faktor pendukung sebagai berikut :
lanjut akan diterangkan pada bab berikutnya mengenai implementasi RPC.
Protokol Message ini membutuhkan faktor-faktor pendukung sebagai berikut :
1.
Spesifikasi yang unik untuk tiap prosedur call
2.
Respon message yang sesuai untuk tiap message yang diminta
3.
Otentifikasi klien
untuk tiap layanan dan sebaliknya Protokol
Message RPC memiliki dua ( 2 ) struktur yang berbeda, yaitu call message dan
reply message. Tiap klien yang akan melakukan RPC pada suatu server di jaringan
akan menerima balasan (reply) berupa hasil dari eksekusi prosedur tersebut.
Dengan menggunakan spesifikasi yang unik untuk tiap prosedure remote, maka RPC
dapat mencocokkan message balasan untuk tiap call message yang diminta klien.
A.
Call Message
Tiap call message pada RPC mengandung
nilai-nilai unsigned integer yang digunakan untuk mengidentifikasi prosedur
remote yang diminta. Nilai-nilai ini adalah :
1.
Nomor Program
2.
Nomor Versi dari Program
3.
Nomor Prosedur
B. Reply Message
Reply message yang dikirimkan oleh server
jaringan bervariasi tergantung apakah call messages yang diminta klien diterima
atau ditolak. Reply message mengandung informasi yang digunakan untuk membedakan
kondisi-kondisi yang diminta sesuai dengan call messages. Informasi ini antara
lain :
1.
RPM mengeksekusi call message dengan sukses
2.
Implementasi remote tidak sesuai dengan protokol yang
digunakan. Versi yang lebih
rendah atau tinggi akan ditolak.
rendah atau tinggi akan ditolak.
3.
Program remote tidak tersedia pada sistem remote
4.
Program remote tidak mendukung versi yang diminta klien
5.
Nomor prosedur yang diminta tidak ada.
3.2
Lapisan RPC
Lapisan RPC
dibagi menjadi 3 bagian diantaranya adalah :
1. Lapisan Tertinggi,
Merupakan
lapisan yang bersentuhan langsung dengan sistem operasi, mesin, dan jaringan
tempat RPC berjalan. Jenis-jenis
servis yang digunakan pada layer ini:
·
Rnusers : mengembalikan jumlah user pada
sistem remote
·
Rusers : mengembalikan informasi
mengenai user tertentu
·
Hevedisk : memeriksa keberadaan disk pada
mesin remote
·
Rstats : melihat kinerja dari kernel
remote
·
Rwall : menulis untuk
menentukan mesin remote tertentu
·
Yppasswd : mengupdate password dari user dalam
yellow pages
2.
Lapisan Menengah
Merupakan
implementasi dari RPC sesungguhnya. Layer ini
merupakan layer yang digunakan untuk semua program RPC, Pada layer ini
terdapat rutin-rutin mengenai.
·
"registerrpc()",
"callrpc", dan scv run.
·
”registerrpc()
digunakan untuk memperoleh nomor unik dari tiap prosedur identifikasi dalam
tiap sistem.
·
”callrpc()”
digunakan untuk mengeksekusi prosedur remote
3.
Lapisan Terendah
Merupakan
lapisan yang mengatur tentang socket dan sistem call. Lapisan ini tidak
memberikan data dan servis secara detail untuk dapat digunakan. Umumnya program
yang dibuat untuk lapisan ini merupakan program yang paling efisien.
Model dan Cara Kerja RPC
Model dan cara kerja RPC 2
3.3 Fitur Dalam RPC
RPC memiliki fitur - fitur sebagai berikut :
batching calls, broadcasting calls, callback procedures dan using the select
subroutine. Batching Calls Fitur Batching calls mengijinkan klien untuk
mengirim message calls ke server dalam jumlah besar secara sequence ( berurutan
). Batching menggunakan protokol streaming byte seperti TCP / IP sebagai
mediumnya. Pada saat melakukan batching, klien tidak menunggu server untuk
memberikan reply terhadap tiap messages yang dikirim, begitu pula dengan server
yang tidak pernah mengirimkan messages reply. Fitur inilah yang banyak
digunakan klien, karena arsitektur RPC didesain agar pada tiap call message
yang dikirimkan oleh klien harus ada proses menunggu balasan dari server. Oleh
karena itu maka pihak klien harus dapat mengatasi error yang kemungkinan
terjadi karena pihak klien tidak akan menerima peringatan apabila terjadi error
pada message yang dikirim.
3.4 Broadcasting Calls
Fitur Broadcasting mengijinkan klien untuk
mengirimkan paket data ke jaringan dan menunggu balasan dari network. FItur ini
menggunakan protokol yang berbasiskan paket data seperti UDP/IP sebagai
mediumnya. Broadcast RPC membutuhkan layanan port mapper RPC untuk
mengimplementasikan fungsinya.
Callback Procedures Fitur Callback Procedures
mengijinkan server untuk bertindak sebagai klien dan melakukan RPC callback ke
proses yang dijalankan oleh klien. Menggunakan select Subrutin Fitur ini akan
memeriksa deskripsi dari suatu file dan messages dalam antrian untuk melihat
apakah mereka siap untuk dibaca (diterima) atau ditulis (dikirim), atau mereka
dalam kondisi ditahan sementara. Prosedur ini mengijinkan server untuk
menginterupsi suatu aktivitas, memeriksa datanya, dan kemudian melanjutkan
proses aktivitas tersebut.
3.5 Otentifikasi RPC
Proses otentifikasi adalah proses yang
digunakan untuk mengidentifikasi server dan klien pada RPC. Untuk setiap
prosedur remote yang dilakukan protokol RPC menyediakan slot yang dipakai
sebagai parameter otentifikasi yang berfungsi agar pemanggil (caller) dapat,
memberikan identitasnya kepada server. Parameter otentifikasi ini dibuat di
paket klien.
Otentifikasi RPC terdiri atas beberapa bagian. Berikut ini adalah bagian-bagian pada otentifikasi RPC :
Otentifikasi RPC terdiri atas beberapa bagian. Berikut ini adalah bagian-bagian pada otentifikasi RPC :
1. Protokol Otentifikasi RPC : Protokol Otentifikasi RPC
disediakan sebagai bagian dari protokol RPC. Untuk setiap prosedur remote, semuanya
diotentifikasi oleh paket RPC pada server. Parameter yang digunakan adalah
respon verifier. Sedangkan pada pihak klien, setiap paket RPC diberikan
parameter otentifikasi dan parameter yang digunakan adalah credential
danverifier.
2. Otentifikasi NULL : Otentifikasi NULL digunakan pada
sistem dimana pemanggil (caller) RPC tidak mengetahui identitasnya sendiri dan
server tidak membutuhkan identitas pemanggil.
3.
Otentifikasi UNIX : Otentifikasi Unix digunakan pada prosedur
remote di sistem UNIX. Jenis otentifikasi ini dibagi dua (2) yaitu otentifikasi
pada sisi klien dan otentifiksi pada sisi server. Pada sisi klien, otentifikasi
ini akan membuat otentifikasi handle dengan AIX permissions agar dapat
berasosiasi dengan parameter credentials pada sistem UNIX. Sedangkan pada sisi
server, server harus dapat menentukan tipe otentifikasi yang diberikan oleh
pemanggil RPC. Penentuan dukungan terhadap tipe otentifikasi akan memberikan
reply yang berbeda.
4.
Otentifikasi Data Encryption Standard ( DES ) : Otentifikasi
DES membutuhkan keyserv daemon yang harus berjalan baik di sisi server maupun
klien. Tiap pengguna pada sistem ini harus memiliki kunci public ( public key
yang disahkan pada database kunci publik oleh Administrator jaringan tersebut.
5. Protokol Otentifikasi DES : Protokol Otentifikasi DES
meliputi protokol penanganan DES pada proses otentifikasi RPC. Protokol ini
mencakup 64-bit blok data DES yang terenkripsi dan menentukan panjang maksimum
untuk user name pada jaringan yang digunakan.
6. Enkripsi Diffie-Hellman : Enkripsi Diffie-Hellman
digunakan pada pembuatan kunci public pada otentifikasi DES dengan menggunakan 192-bit
kunci. Enkripsi ini memiliki dua buah variable onstan, yaitu BASE dan MODULUS
yang digunakan pada protokol otentifikasi DES. PC berhubungan hanya dengan
proses otentifikasi, tidak dengan kontrol akses terhadap ervices/layanan
individual yang diberikan. Tiap layanan mengimplementasikan eraturan mengenai
kontrol akses masing-masing.
Subsistem otentifikasi pada paket RPC
bersifat open-ended, artinya beberapa tentifikasi
dapat diasosiasikan pada RPC klien.
dapat diasosiasikan pada RPC klien.
3.6 Bahasa
RPC
Merupakan
bahasa yang dikembangkan dari bahasa XDR dengan penambahan program definisi. Implementasi
layanan protokol dan rutin menggunakan command rpcgen, yang bekorespondensi
denga bahasa C.
Definisi dari bahasa RPC, yaitu :
1. Definition , File dengan bahasa RPC
memiliki beberapa definisi, diantaranya adalah : enum, struct, union, typedef,
const, dan program.
2.
Structure, Struktur pada
bahasa RPC dideklarasikan seperti pada pendeklarasian struktur dalam bahasa C
3. Union, Union pada bahasa
RPC berbeda dengan bahasa C. Kemiripan lebih ditunjukkan dengan variasi pada
bahasa Pascal
4.
Enumeration, Enumerasi
pada bahasa ini memiliki syntax yang sama dengan bahasa C.
5.
TypeDef , Tipe Definisi (
Typedef ) pada bahasa ini memiliki syntax yang sama dengan typedef pada bahasa
C.
6.
Constant, Constant pada
bahasa ini dapat digunakan jika variabel integer konstant dibutuhkan.
7.
Programs, Program RPC
dideklarasikan dengan syntax berikut secara berurutan : programdefiniton,
version-list, version, procedure-list, procedure.
8. Declarations, Dalam bahasa
ini, terdapat empat jenis tipe deklarasi yaitu
: simple declarations, fixed length array declarations,
variable- length declaration, dan pointer declaration.
BAB IV
KESIMPULAN
S saat
ini begitu tinggi nilai informasi sehingga banyak pihak yang merasa membutuhkan
informasi yang belum tentu dan selayaknya dimiliki.Dianalogikan dengan sistem keamanan
pada protokol RPC, dimana protokol ini awalnnya digunakan untuk mempermudah
adanya komunikasi antar klien server untuk aplikasi yang
terdistribusi.Perkembangan berikutnya menunjukkan bahwa fungsi asli
protokol ini digunakan pihak tidak bertanggung jawab untuk memperoleh informasi
yang bukan miliknya.Simpulan terakhir adalah sesungguhnya tidak ada sistem yang
seratus persen aman dari kebocoran dan kelemahan.seagai administrator sudah
seharusnya untuk mengambil tindakan preventif agar sistem yang dijaga tetap
stabil dan terhindar dari kelemahan yang bisa dimanfaatkan orang lain.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar